Advertising

Rabu, 07 Juli 2010

Pengecekan Film Separasi dan Proofing

Apabila kita akan melakukan cetak suatu produk, sebelumnya kita melakukan desain dengan mempergunakan software seperti: InDesign Pagemaker ataupun aplikasi Publishing yang lain. Kemudian sebelum naik cetak kita perlu membuat film sebagai bahan untuk membuat pelat cetak. Dalam pembuatan film tersebut ada beberapa hal yang dilakukan pengecekan kualitas dari film separasi, antara lain : density dan linerisasi.

1. Density
Adalah nilai kepekatan film separasi. Nilai density maksimum yg disarankan adalah 3.8 - 4.2 D. Untuk mengetahui nilai density suatu film, harus menggunakan alat ukur densitomer transparancy. Nilai density yang rendah akan mengakibatkan warna solid pada hasil cetakan akan terlihat pudar atau warnanya tidak pekat. Salah satu penyebab density rendah adalah karenakan kondisi processor yang kurang baik.

2. Linearisasi dot (raster)
Linearisasi dot artinya raster 50% pada file digital harus keluar 50% juga pada film dengan toleransi lebih kurang 2%

Kemudian untuk dapat melihat hasil cetak dan melakukan penecekan secara visual dari film tersebut, kita memerlukan yang disebut dengan proof. Proses pembuatan proof ini dilakukan satu per satu seperti pada percetakan menggunakan mesin satu warna. Saat ini kondisi mesin proof semakin kurang optimal dan sudah tidak diproduksi lagi, sehingga suku cadangnya sudah tidak lagi ditunjang oleh vendor (pembuatnya) dan biaya perawatannya menjadi lebih mahal. Saat ini dikenal adanya progressive proof.

Progressive proof adalah suatu proses proof cetak yang dilakukan menggunakan sistem cetak offset dalam bentuk yang lebih sederhana dan manual.. Progressive proof sering disebut juga proof konvensional atau proof manual. Progressive proof ini digunakan sebagai panduan warna percetakan. Sistem ini digunakan selama alur kerja kita masih menggunakan imagesetter (CtF). Kemudian ada lagi yang disebut dengan Digital Color Proofing.

Digital Color Proofing, yaitu pencetakan proof dengan memakai proses cetal digital. Tidak semua Reprohouse menyediakan jasa digital color proofing. Pada umumnya hanya film separasi dan progressive proof. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, digital proofing semakin pesat dan memungkinkan warna hasil cetak dapat disimulasi sedekat mgkn dengan hasil digital proofing. Kebutuhan waktu yg lebih cepat dan faktor efisiensi mendorong sebuah Reprohouse untuk menyediakan digital proofing. (Print indonesia)

Color Proofing

Pada setiap kali ketika kita akan melakukan suatu proses cetak, kita biasanya memerlukan apa yang disebut dengan proofing. Istilah proofing sendiri mengacu kepada simulasi hasil cetak sebelum naik cetak yang sebenarnya. Diharapkan hasil proofing tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil cetakan aslinya. Tidak selamanya hasil proofing dapat sesuai seratus persen dengan hasil cetak, antara lain disebabkan beberapa hal seperti mesin cetak untuk proofing biasanya berbeda dengan mesin cetak.

Untuk mensimulasikan warna cetak printer mendekati hasil cetak offset dan konsisten perlu beberapa hal antara lain:
  1. Color Proofing Software
  2. Konsistensi mesin cetak
  3. Printer yang mendukung.

Biasanya Software Color Proofing yang ada mencantumkan nama atau merk dan tipe printer yang cocok untuk software mereka. Berikut sebagian list software yang dipergunakan dan bias kita mencari spesifikasinya di internet untuk printernya.
  • Agfa - Apogee Proofer RIP
  • EFI ColorProof
  • CGS - Color Tuner Pro
  • Colorbus - Cyclone Digital Proofer
  • Colorgate - Proofgate
  • Compose - Express RIP
  • DuPont - ChromaPro XP
  • Founder - Eagle Dot
  • Gimle Ltd - Absolute Proof
  • GMG - Colorproof
  • GMG - Colorproof 04 2up, 4up, 8up, VLF, Fuji PictroProof, Creo IRIS or Creo VERIS
  • Kodak/Creo - Integris Deskop, 400 or 800
  • Kodak/KPG - Matchprint Proof Pro A3, A2/A1 or A1/A0
  • Kodak - MatchPrint 800
  • Onyx - ProofCenter
  • Perfect Proof - ProofMaster Folio, Mezzo, Grande or Dalmatian
  • Scitex - iQ-RIP
  • Screen - Lab Proof
  • SeeColor - Computer-to- Proof
  • Serendipity - Black Magic
Secara umum proofing tidak dapat sesuai dengan hasil cetakan aslinya, karena tinta printer yang berbeda dengan mesin printing belum lagi warna turunannya (halftone) dan kombinasi antar warnanya. Karenanya dibutuhkan software RIP proofing untuk menjaga kalibrasi printer terhadap mesin printing tetap terkontrol. Software RIP yang dimaksud antara lain seperti : efi colorproof (dulu bestcolor), gmg colorproof dan cgs colortuner. (oris)

Letterpress

Dalam dunia percetakan kita mengenal dengan istilah Letterpress atau percetakan bergambar timbul. Ini merupakan metode percetakan yang paling tua. Contoh sederhana dari prinsip letterpress adalah cap karet. Image yang hendak dicetak diukir pada sebuah karet datar, meninggalkan image yang timbul pada permukaan karet. Ketika tinta diaplikasi pada permukaan timbul ini kemudian ditekankan pada kertas atau material lain maka gambar akan tercetak.

Kebanyakan sejarawan percaya bahwa Johann Gutenberg dari Mainz, Jerman merupakan penemu proses percetakan letterpress seperti yang kita ketahui sekarang. Gutenberg tidak menggunakan metode tangan dan balok. Sekitar tahun 1440, dia menemukan sebuah cetakan tangan untuk membuat potongan individual tipe dari timah leleh dan material lainnya. Cetakan ini mampu membuat banyak salinan identik dari karakter yang sama dan semua karakter dapat dibuat dari cetakan dalam ukuran yang sama yang menjadikannya tersusun dan cocok satu sama lain dengan akurat. Karena potongan logam ini dapat digunakan kembali dan digerakkan maka penemuan ini disebut juga moveable type. Metode percetakan ini disebut sebagai letterpress karena mencetak huruf-huruf individual dalam sekali tekan.

Kebanyakan plat yang digunakan untuk proses percetakan letterpress sebenarnya merupakan plat duplikat atau copy dari plat original. Plat original terbuat dari lembaran datar dari zinc, magnesium, atau tembaga yang telah dibalut dengan bahan kimia bersensitivitaskan cahaya. Setelah disingkapkan ke cahaya melalui film negatif, bahan kimia akan menghilang pada daerah non-image yang tidak terekspos, meninggalkan image yang hendak dicetak timbul diatas permukaan. Plat-plat original ini disebut engravings yang digunakan untuk menduplikat plat.

Ada empat jenis plat duplikat yang umumnya digunakan untuk percetakan letterpress, yaitu electrotypes, stereotypes, plat plastik, dan plat karet.

Gutenberg menggunakan apa yang disebut platen press untuk mencetak Kitab Sucinya (bibble) yang terkenal. Sebuah platen press memiliki dua permukaan datar: satu yang disebut bed dan yang lainnya disebut platen. Bagian bed yang menahan plat pencetak; bagian platen memegang kertas. Plat kemudian ditintai dengan roller tinta. Kertas atau material lain akan masuk, baik secara manual maupun otomatis ke dalam platen. Platen dan bed membuka dan menutup seperti cangkang kerang.

Sebuah press silinder juga memiliki bed yang datar yang menahan plat pencetak. Silinder yang berputar menyediakan tekanan untuk percetakan. Kertas atau material lain diambil oleh silinder dan ditahan oleh penjepit baja yang disebut grippers. Plat pada bed datar bergerak ke samping untuk bertemu dengan silinder. Kertas kemudian dilalui oleh plat bertinta. Silinder menyelesaikan rotasinya dan melepaskan kertas ketika bed kembali pasi posisi semulanya. Pembuatan presses silinder dengan bed datar tidak lagi dilanjutkan di Amerika Serikat pada tahun 1962 ketika rotary press yang lebih produktif telah banyak digunakan.

Percetakan letterpress kebanyakan kini menggunakan web-fed rotary presses. Sebuah rotary press tidak memiliki bed datar. Melainkan menggunakan sebuah plat silinder dan silinder cetakan (impression cylinder). Plat diukir sesuai plat silinder: Impression cylinder menyediakan tekanan. Kertas atau bahan lain tercetak ketika melewati plat silinder dan impression cylinder yang berputar.

Ketika phototypesetting ditemukan pada akhir 1940-an, penggunaan tipe logam tuang dan percetakan letterpress mulai menurun. Letterpress kini telah digantikan kepopulerannya oleh flexography (percetakan timbul yang menggunakan plat karet atau plastik), litografi, dan gravure. (Print indonesia)

Industri Kreatif Di Indonesia

Menarikkah Industri kreatif di tengah pertumbuhan sektor lain dalam menunjang perekonomian Indonesia? Ternyata menilik dari kenyataan yang terjadi dewasa ini, peran industri kreatif justru menjadi bagian penting, selain jumlah penduduk Indonesia yang besar mereka juga banyak yang kreatif.

Industri Kreatif merupakan pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Belum ada gambaran yang jelas mengenai kondisi industri kreatif di Indonesia yang dapat dijadikan bahan dasar untuk melakukan analisis, pembuatan kebijakan atau pengambilan keputusan yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kreatif ini.

Apakah industri kreatif itu? Seperti apa definisinya:

Definisi berdasarkan UK DCMS Task force 1998 :
“Creatives Iindustries as those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content”

Sehingga Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut“.

Ada banyak item yang termasuk dalam kriteria industri kreatif yang tengah tumbuh di Indonesia diantaranya:

  1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.
  2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.
  3. Pasar seni dan barang antik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.
  4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.
  5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.
  6. Desain Feshion: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
  7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
  8. Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
  9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.
  10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
  11. Penerbitan & Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.
  12. Layanan Komputer dan piranti lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal.
  13. Televisi & radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
  14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Apakah yang menjadi kontribusi ekonomi indistri kreatif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia?

* Berbasis Nilai PDB
  • - Nilai Tambah Bruto Industri Kreatif
  • - Persentase Terhadap PDB
  • - Pertumbuhan Tahunan Nilai Tambah Bruto
* Berbasis Ketenagakerjaan
  • - Jumlah Tenaga Kerja
  • - Persentase Jumlah Tenaga kerja
  • - Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja
  • - Produktivitas Tenaga Kerja
* Berbasis Aktivitas Perusahaan
  • - Jumlah Perusahaan
  • - Nilai Ekspor
Menariknya, industri kreatif banyak melibatkan anak-anak muda. Lembaga-lembaga yang mendukung industri kreatif pun banyak, dari kampus yang menawarkan mata kuliah yang relasinya erat dengan dunia kreatifitas hingga usaha yang dikembangkan perorangan sesuai dengan hobinya. Tak jarang diadakan pameran yang berhubungan dengan industri ini Apabila dikembangkan dengan baik dan serius dapat memberi kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian bangsa Indonesia yang sedang menggiatkan industri kreatif.

(Anto)

Siasat Memperoleh Order

Persaingan tak mungkin lagi terelakkan dalam berbisnis. Dari sudut manapun, kompetitor pasti ada dan menawarkan sesuatu yang mungkin berbeda dengan usaha yang kita kelola. Ada yang memberikan harga murah, diskon dengan term tertentu, service purna jual, antar jemput dan sebagainya. Namun semua tak akan berarti bila tanpa produk yang berkualitas serta pelayanan yang memuaskan konsumen. Bila ada dana berlebih, anda dapat meng-upgrade mesin yang telah usang dengan teknologi terbaru.

Tulang punggung keberlangsungan dari suatu bisnis percetakan, desain grafis, bisnis rumahan, internet marketing, bisnis online atau bisnis Indonesia lainnya adalah order pesanan. Suplai pekerjaan atau pemesanan order cetak maupun order desain biasanya selalu datang dari pelanggan tetap yang senantiasa memakai jasa yang anda sediakan. Bisa juga dari beberapa customer yang baru pertama kali datang dan menggunakan layanan dari anda.

Tidak selamanya konsumen akan datang menghampiri anda dengan order cetaknya setiap saat, kontinyu dan teratur. Apalagi di zaman Krisis Keuangan Global saat ini, repeat order dari loyal customer akan semakin berkurang. Ada suatu periode di industri percetakan, dimana kebutuhan cetak dan promosi lainnya menunjukkan grafik yang menurun cukup tajam. Kadang pula begitu lama periode mandeg-nya. Ini disebut sebagai periode paceklik order.

Beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan untuk menyiasatinya adalah sebagai berikut:

  1. 1. Menciptakan Win-win Solution business (system bagi hasil)
Meningkatnya persaingan usaha dibidang yang sama yakni Bisnis Usaha Percetakan dan kecenderungan para konsumen mencari harga beli yang relatif lebih murah, anda bisa menciptakan suatu kondisi bisnis yang bersifat win-win solution business (sama-sama diuntungkan). Terobosan dan inovasi cara berbisnis ini jarang dilakukan oleh kalangan percetakan, bahkan mungkin banyak yang alergi dengan cara ini. Idenya cukup jeli dan bisa dijadikan alternatif menambah market anda. Metode ini dinamakan: bagi hasil

Bayangkan, bila anda hanya menunggu order cetak yang akan datang atau melaksanakan repeat order dari konsumen secara konvensional, maka tingkat margin yang anda peroleh mungkin berkisar antara 10% - 20% saja. Tapi dengan berbisnis memakai metode ini, kemungkinan pencapaian marginnya bisa mencapai 40% - 60%. Darimana diperoleh prosentase margin yang begitu tinggi? Pada prinsipnya, Metode Bagi Hasil Order Cetak mengedepankan bisnis bagi hasil yang amat transparan dan adil, saling percaya penuh antar sesama pelaku. Pola kerja selengkapnya dapat anda pelajari disini.

  1. 2. Perbanyak Tenaga Freelance Marketing
Mengapa Freelance Marketing lebih diutamakan? Penyebab utamanya adalah motivasi mereka biasanya lebih tinggi daripada tenaga Fulltime Marketing. Terserah anda, bagaimana cara menerapkan pola renumerasi bagi Freelance Marketing (tenaga marketing) yang anda.

Menurut pengalaman penulis, biasanya mereka selalu meminta kelonggaran waktu kerja yang amat luwes. Dalam arti, jam kerja mereka tidak mau dibatasi dengan pola jam kerja kantor konvensional. Mereka kadang hanya datang setor muka lalu keluar kantor, masuk lagi 2-3 hari kemudian (tapi dengan membawa order tentunya!). Banyak kelonggaran dan keleluasaan yang harus diberikan oleh perusahaan bagi kaum marketing ini dibandingkan dengan staf lainnya. Rata-rata mereka tidak digaji secara tetap. Berlakulah bijaksana dalam mengatur dan memperhatikan kesejahteraan mereka.

Apa manfaatnya anda merekrut tenaga marketing tipe freelance ini, apalagi dalam jumlah banyak?
  1. Pakailah prinsip lebih baik banyak order dengan margin keuntungan sedikit, tetapi tetap berkelanjutan daripada sedikit order dengan untung besar tetapi cuma sesekali saja mendapatkannya.
  2. Income usaha anda akan stabil setiap bulannya karena terpenuhi oleh banyaknya order yang mereka suplai.
  3. Anda bisa melewati masa paceklik order pada periode tertentu bahkan di era krisis ekonomi global saat ini.
  4. Anda mendapatkan banyak referensi baru konsumen yang mengorder cetak kepada perusahaan. Tapi ingat, konsumen yang masuk melalui Freelance Marketing akan selalu loyal mengikuti kemanapun sang marketing tersebut pergi. Jadi jagalah etika dengan tidak menyerobot loyalitas konsumen tersebut dari tangan si marketing ini.
  5. Suasana tempat usaha lebih hidup dan bersemangat. Banyak ilmu dan pengalaman berbeda yang dibawa oleh masing-masing tenaga marketing. Manfaatkan dan sinergikanlah kemampuan mereka semaksimal mungkin
  6. Mengubah Tampilan Tempat Usaha
Agar konsumen baru anda menjadi loyal dan mau datang kembali ke tempat usaha percetakan anda, cobalah anda sedikit berusaha merapikan tempat usaha anda ini. Pada umumnya percetakan adalah tempat yang paling semrawut (berantakan) dan terkesan agak kotor (jorok). Hal ini sudah menjadi trade mark yang melekat pada pelaku industri percetakan, usaha skala kecil, bahkan tingkat menengah/ besar.

Bila anda ingin menghilangkan kesan negatif tersebut, tidak ada salahnya anda berusaha mengubah image demikian dengan cara merapikan barang-barang stok (kertas) yang terlihat asal tumpuk saja. Tempat tinta dirapihkan. Bekas tinta cetak pada tembok, dihapus (dicat) kembali agar terlihat bersih. Yang paling utama adalah membersihkan mesin cetak anda agar kelihatan kinclong. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mendidik para pegawai anda agar bersikap lebih bersih. Juga diperlukan kemauan dan contoh yang ekstra keras dari anda sendiri sebagai pemilik usaha, agar perilaku bersih dari anda dapat ditiru oleh bawahan anda.

Bagi para pemain bisnis percetakan, bila ingin mendatangi suatu tempat produksi cetak untuk keperluan bisnisnya, hal pertama kali yang diingat adalah bagaimana suasana tempat tersebut. Kalau sudah cocok dengan suasana, lingkungan, pola kerja dan para pekerjanya di tempat tujuannya biasanya mereka enggan berpindah ke lain hati. Nah, untuk mempertahankan konsumen loyal seperti ini, cobalah anda sebagai pengusaha percetakan berkorban sedikit dengan merapikan tempat usahanya seperti cara tersebut diatas. Kalau bisa tampilan luar kantor anda dicat ulang dengan warna yang rada-rada nge-jrenk (ada ciri khas). Kalau nggak ada biaya, tidak perlu direnovasi fisik, cukup beri warna pembeda minimal setiap awal tahun baru.

Perhatian ekstra perlu ditujukan pada tampilan lay-out ruang resepsionis sebagai ujung tombak usaha anda. Beri sentuhan khas anda pada ruang ini. Utamakan kenyamanan konsumen dalam hal menunggu, sebab konsumen percetakan rata-rata sanggup menunggu order cetaknya lebih dari 2-5 jam lamanya. Beri pelatihan kepada penerima order agar ramah dan banyak perhatian kepada customer. Tidak perlu terlalu mewah sesuaikanlah dengan skala usaha anda, asalkan konsumen betah dan nyaman berlama-lama di tempat anda, apalagi konsumen yang baru pertama kali datang ke tempat anda.

Dengan berbagai siasat itu diharapkan usaha yang Anda kelola dapat membuat strategi kuno, dapat menyesuaikan dengan keadaan sekarang yang menuntut perubahan dan keluwesan dalam berbisnis. Bisnis cetak juga merupakan bisnis kepercayaan. Apabila pelanggan puas, maka akan terus memakai jasa Anda.

(L .Kristianto, bahan dari bisnisdigital.net)

Proses Finishing pada Cetak Buku

Pada suatu proses cetak baik itu majalah ataupun buku, proses finishing merupakan suatu hal yang sangat vital. Tanpa ada proses finishing yang baik, maka hasil cetakan tidak akan dapat dinikmati ataupun dibaca oleh pembeli.

Sebelum suatu buku/ majalah dicetak dan diterbitkan, biasanya sudah melalui tahapan dari proses yang disebut dengan perencanaan desain. Ini meliputi cara bagaimana buku itu diproses, memakai mesin cetak apa atau mau dicetak bagaimana, pemilihan kertas isi dan sampul. Mendesain sampul agar menarik perhatian sampai dengan cara penjilidan/ finishing yang sesuai. Ini semua merupakan proses yang membutuhkan perencanaan yang baik. Sebuah buku yang baik berawal dari ide atau judul yang hebat dengan finishing yang baik dan bagus.

Salah satu proses yang akan dibahas disini adalah proses finishing dari sebuah buku. Secara umum proses jilid buku terbagi kedalam dua sistem utama, yaitu jilid lem dan jilid jahit/ kawat. Pada perkembangan selanjutnya cara jilid makin mengalami kemajuan, antara lain dengan gabungan antara jilid jahit dengan jilid lem. Masing-masing sistem mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan.

Proses jilid dengan jahit kawat merupakan cara penjilidan dengan menjahit halaman buku dengan memakai kawat. Ini merupakan cara jilid yang paling popular karena prosesnya yang cepat, murah dan kuat, sering kita lihat pada proses penjilidan di counter fotocopy. Proses jilid dengan jahit kawat mempunyai beberapa kekurangan antara lain, ketebalan halaman buku tidak melebihi 20 mm.

Proses jilid dengan lem merupakan cara penjilidan dengan mengelem isi buku dengan kertas yang lebih tebal di luarnya sebagai sampul. Ini merupakan cara jilid yang paling populer. Lem yang dipergunakan ada beberapa jenis antara lain adalah lem putih, lem panas (hotmelt) dan lem PUR (Poly-Urethane). Jilid dengan memakai bahan baku lem ini sering pula disebut dengan perfect binding.

Lem putih atau disebut pula cold glue, mulai ada sekitar tahun 1930-an. Berbahan dasar PVC (PolyVynilAcetate) dan air. Kelebihan lem ini adalah, mempunyai daya rekat tinggi, ekonomis pada pemakaian lem dan relatif aman. Kekurangannya adalah waktu pengeringannya lama, sehingga untuk dipasang in-line pada mesin cetak diperlukan tambahan alat pengering dan ini membuat proses jilid dengan lem ini tidak ekonomis.

Setiap buku atau majalah yang akan dicetak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tergantung dari jenis dan tipe kertas yang dipakai. Diperlukan pengalaman yang cukup ataupun trik-trik khusus untuk membuat proses jilid suatu buku/ majalah dapat sempurna dan tidak ‘lepas’ berhamburan saat dibaca.