Advertising

Sabtu, 06 Maret 2010

Asupan Gizi bagi Desainer

Berawal dari kegelisahan melihat kekosongan majalah desain grafis di Indonesia, pasangan suami istri Djoko Hartanto dan Fifi Oesman nekat menerbitkan majalah ”Concept”. Kini, setelah bertahan melewati masa-masa sulit selama lima tahun, majalah dua bulanan itu turut memberi inspirasi bagi kaum muda kreatif di negeri ini.

Suasana bersahaja mengental dalam rumah tiga lantai berfasad minimalis di Kompleks Timah, Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Jakarta. Di belakang taman kering mungil, ada beberapa ruang yang disulap jadi kantor. Belasan anak muda tenggelam dalam kesibukan masing-masing: membuat sketsa di atas kertas, mengolah gambar di komputer, atau mengutak-atik rancangan desain.

”Ini rumah tinggal yang disulap jadi kantor. Hanya tersisa satu kamar untuk keluarga,” kata Djoko Hartanto (36), pemilik rumah sekaligus pimpinan PT Concept Media, suatu siang akhir Desember 2008.

Rumah-kantor inilah markas Concept, majalah desain grafis dua bulanan produksi anak muda kita. Bisa dibilang, inilah satu-satunya majalah desain grafis berskala nasional yang ajek terbit lima tahun terakhir. Sebelumnya, pernah muncul majalah Trolley di Bandung tahun 1999, kemudian majalah Blank! di Yogyakarta tahun 2002. Namun, keduanya kemudian tenggelam.

Apa isi Concept? Majalah setebal 80-an halaman ini memotret perkembangan dunia desain grafis di dalam negeri dan mancanegara. Berbagai rubriknya mengangkat bermacam isu desain, menyajikan desainer top beserta karyanya, desainer muda potensial, serta penemuan teknologi anyar.

Concept edisi 26, contohnya, mengupas soal tipografi. Selain menyajikan narasi seputar bentuk huruf, ditampilkan beragam rancangan visual dengan permainan huruf segar. Ada kaligrafi Arab hasil utak-atik Tarek Atrissi dari Belanda, tipografi serangga buah tangan Oded Ezer dari Israel, dan percobaan anatomi huruf mirip seni instalasi karya Stefan Sagmeister dari Amerika.

”Untuk mengejar narasumber asing, kami mengandalkan komunikasi virtual lewat internet,” kata Okky Ardya W, Redaktur Pelaksana Concept.

Di luar isi, penampilan majalah itu juga digarap apik, full colour, dan dicetak dengan teknik dan kertas bagus. Halaman demi halaman majalah seakan mengajak kita bertamasya menelusuri dunia kreatif yang dinamis. ”Kami ingin memberi asupan gizi bagi para desainer,” tandas Okky.

Diperkirakan setiap edisi majalah yang dicetak 30.000 eksemplar itu kini dibaca sekitar 80.000 insan muda kreatif. Mereka bekerja di dunia grafis, fotografi, ilustrasi, dan seni. Mereka bergaya hidup perkotaan dan akrab dengan teknologi digital.

Mimpi
Concept lahir dari mimpi. Sepulang kuliah dan bekerja sebagai desainer di Australia tahun 1998-2002, Djoko menyadari, minim sekali media yang rutin memotret perkembangan desain grafis di Tanah Air. Padahal, desain tumbuh pesat di sini dan jumlah desainer terus bertambah.

”Jika negara lain punya majalah desain grafis keren, kenapa kita tidak?” paparnya. Memang, selama ini dunia desain grafis kita masih kerap merujuk pada sejumlah majalah asing, seperti IDN (International Designers Network) Magazine asal Hongkong, Computer Art (Inggris), Communication Art (Amerika), dan Graphis (Swiss).

Meski telah mendirikan PT Concept Media tahun 2003, mimpi itu sulit diwujudkan. Perusahaan ini justru menerbitkan Kineto, buku berisi dokumentasi desain pesanan untuk berbagai klien. Baru pada September 2004, Djoko dan istrinya, Fifi Oesman (35), bisa menerbitkan Concept.

Majalah itu didanai dengan modal pribadi sekitar Rp 75 juta dan dicetak 5.000 eksemplar. Pada masa awal, hanya ada lima orang yang bekerja dengan menumpang di kantor Kineto di sebuah kamar kecil di Apartemen Taman Anggrek, Jakarta Barat.

Hingga tahun kedua, Concept masih tertatih-tatih. Djoko bersama tim mencoba bertahan dengan memperbaiki mutu dan menggaet iklan. Usaha itu baru membuahkan sedikit untung pada tahun ketiga.

Sekarang, setelah lima tahun terbit, Concept cukup kuat. Sekitar 75 persen biaya produksi mengandalkan keuntungan dari penjualan ritel, dan 25 persen dari iklan. Ada 18 orang yang terlibat. Dari kamar apartemen, kantornya pindah ke rumah tiga lantai di Kompleks Timah, Menteng Dalam.

Sukses Concept mendorong kelahiran dua majalah baru lagi, yaitu Babyboss dan Alia. Babyboss, yang dicetak 15.000 eksemplar, khusus menerbitkan desain grafis perkotaan. Alia, dengan tiras 20.000 eksemplar, berisi komik superhero lokal.

Seiring dengan perkembangan produk penerbitan desain grafis, PT Concept Media bersiap pindah lagi ke kantor baru yang lagi dibangun di kawasan Ciawi, Bogor. Djoko membeberkan tekat baru lagi, ”Kami ingin meningkatkan manajemen dari usaha kecil menengah (UKM) ke industri lebih profesional.”

Ilham Khoiri
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/04/01542042/asupan.gizi.bagi.desainer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar